Kampung Pitu
Kampung pitu, terletak
di desa Nglanggeran, kec. Patuk, kab. Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kampung
pitu memiliki keunikan karena hanya dihuni oleh tujuh kepala keluarga. Yang dimana
jumlah tujuh kepala keluarga ini dari dulu tidak pernah berubah. Apabila terjadi
lebih atau kurang dari tujuh maka akan mendapat kan musibah.
Menurut mbah Yatno
selaku juru kunci mengatakan” Awal sejarahnya kampung pitu di desa telaga
guyangan ini dulu dikelanya telaga guyangan atau gunung wayang jadi, dari
diberi nama kampung pitu asal mulanya cikal bakal dari mbah Iro Kromo anaknya
banyak tapi yang kuat tinggal di telaga guyangan ini hanya tujuh orang sampe
sekarang dari generasi pertama mbah Iro Kromo sampai generasi ke lima ini”. “saya bicara menurut yang sebenarnya dan
secara buktinya. yang pernah dilakukan lebih dari tujuh KK, lamanya tinggal
selama 2 tahun lamanya 3 tahun harus sudah pindah dari desa sini kalau itu yang
yang sudah pernah dilakukan. Yang dilakukan sebelum meninggal satu tinggal enam
itu sebelumnya ada yang meninggal itu harus sudah yang ditunjuk atau perwakilan
penduduk. Kalau aku tua nanti nanti
tidak bisa apa nantinya saya alihkan ke
anak saya.”
Di kampung pitu
terdapat sebuah telaga yang menurut cerita merupakan tempat pemandian kuda
sembrani atau kuda gaib milik seorang bidadar. Jejak kaki kuda pun masih membas
di bebatuan dekat dengan telaga. Telaga tersebut dinamakan telaga guyangan yang
merupakan simbol dari kampung pitu. Namun saat ini, telaga tersebut sudah
menjadi sawah yang menurut cerita dulu ada aliran lumpur yang menggenangi danau
tersebut dan menjadi sawah.
Keindahan alam diatas
puncak gunung Api Purba Nglanggeran dapat dirasakan dari atas puncak. Panorama Sunrise
maupun sunset dapat dilihat keindahannya dari atas puncak. Untuk saat ini akses
jalan menuju kampung pitu sudah dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Bagi pengunjung
yang ingin mengunjungi kampung pitu sekaligus menikmati keindahan di atas
puncak harus berhati-hati karena jalan teruns menajak dan turunan yang curam.
Kampung pitu juga
termasuk dalam desa wisata Nglanggeran yang dimana menurut Heru Purwanto selaku
pemasaran desa wisata atau pokdarwis mengatakan “Di
kampung pitu ini sejak tahun 2015 itu bulan Agustus dari kementrian pendidikan
dan kebudayaan mengangkat kampung pitu di komunitas adat di Semarang. Disitu
lah kita menggunakan nama istilah kampung pitu. Kampung ini mulai kita rubah
secara mindset mereka yang dulu tidak tau supaya jadi tau kita mempromosikan biar diketahui kalangan
banyak dan saat ini kita mengembangkan bahkan menambahkan vasilitas untuk
wisatawan”.
Walaupun
teknologi sudah masukv ke kehidupan masyarakat kampung pitu namun mereka tetap
menjaga nilai-nilai budaya yang ada disana yang merupakan sudah diturunkan dari
leluhurnya.
Comments
Post a Comment